KETERPADUAN
PERKEMBANGAN MOTIVASI DAN SIKAP SOSIAL
MakalahIni
Di AjukanGunaMemenuhiTugasPendidikanSeumurHidup
DosenPengampu
: Dr. KhomsunNurhalim, M.Pd.
Disusunoleh:
1. Erika
NurAfuah (1201413007)
2. HeriSusanto (1201413012)
3. Diana
Wahyu K. (1201413015)
4. LilisAndriyani (1201413039)
PENDIDIKAN
LUAR SEKOLAH
FAKULTAS
ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
NEGERI SEMARANG
TAHUN
2013
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan petunjuk-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Keterpaduan
Perkembangan Motivasi Dan Sikap Social”.
Makalah
ini kami susun dengan harapan agar kita memahami tentang keterpaduan
perkembangan motivasi dan sikap sosial.Kami menyadari bahwa makalah ini masih ada
kekurangan. Untuk itu, kami mengharap saran dan kritik yang membangun baik dari
temen-teman maupun para Dosen, serta semua orang yang telah membaca makalah ini
agar kelak kedepannya lebih sempurna.
Dalam
penulisan makalah ini penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang
membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya pada Dossen kami yang telah
memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
ini.
Akhir
kata, SELAMAT MEMBACA dansemogabermanfaat.
Hormat
kami,
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB 1. PENDAHULUAN 1
1.1 LatarBelakang 1
1.2 RumusanMasalah 2
1.3 Tujuan 2
BAB 2. PEMBAHASAN 3
2.1 Konsep-Konsep Perkembangan Sosioafektif 3
2.2 Perkembangan Sepanjang Tahap-Tahap Kehidupan 3
2.3 Aktor-Faktor Perkembangan Sosioafektif 3
2.4 Persekolahan Dan Perkembangan Sosioafektif 4
BAB 3. PENUTUP 9
3.1 Simpulan 9
3.2 Saran 9
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Berbicara mengenai
perkembangan motivasi dan sikap sosial, maka akan membicarakan konsep-konsep
tentang psikologi perkembangan individu yang nantinya diimplikasi daklam
konteks kehidupan individu.
Psikologi perkembangan
sebagai salah satu kajian psikologi menjadi salah satu bahan kajian yang banyak
dibahas oleh para ahli pendidikan, karena perkembangan manusia ditinjau dari
psikologi dijadikan dasar serta cara untuk mencipakan keberhasilan serta keunggulan
dalam proses pendidikan.
Kemungkinan untuk
melihat daerah motivasi kurang optimal dan daerah motivasi diatas optimal. Dalam
situasi dimana tingkat motivasi atau afeksi dibawah optimal, peningkatan
motivasi akan memajukan belajar, sebaliknya adanya afeksi diatas optimal,
peningkatan motivasi menghambat belajar. Tingkat afeksi memodifikasi proses
penyesuaian dan penghambat, serta perubahan presepsi dalam factor-faktor
motivasi.
Beberapa alasan
pentingnya dimensi pembelajaran afektif. Pertama, mengetahui apa jenis
pembelajaran terdiri dari domain afektif membantu kita untuk memahami apa yang
domain afektif dan apa yang bukan. Kedua, ia menyediakan menu yang membantu
pendidik untuk memutuskan apa yang penting untuk mengajar. Ketiga, berbagai
jenis belajar afektif mungkin memerlukan berbagai metode intruksi untuk
mendorong pembangunan, dan ini adalah focus utama dari teori pembelajaran.
Tugas perkembangan
adalah suatu tugs yang muncul pada periode tertentu dari kehidupan individu.
Yang jika tugas tersebut berhasil dituntaskan maka akan membawa kebahagiaan dan
kesuksesan dalam menuntaskan tugas berikutnya, dan sebaliknya. Munculnya tugas
perkembangan bersumber dari faktor kematangan fisik, tuntutan masyarakat secara
kultural, tuntutan dari dorongan dan cita-cita individu sendiri dan tuntutan
norma agama.
Belajar adalah
perubahan perilku sebagai fungsi pengalaman. Didalamnya tercakup
perubahan-perubahan afektif, motorik dan kognitif yang tidak dihasilkan oleh
sebab-sebab lain. Sedangkan gaya belajar adalah kunci untuk mengembangkan
kinerja dalam pekerjaan, di sekolah dalam situasi antar individu. Pengalaman
seseorang sangat erat kaitannya dengan gaya belajar, cara belajar, yang
dipengaruhi oleh berbagai variable, yaitu factor-faktor fisik, emosional,
sosiologi dan lingkungan.
1.2
Rumusan Masalah
1. Apa
alasan pentingya dimensi pembelajaran afektif?
2. Mangapa
psikologi perkembangan dijaikansalah satu bahan kajian yang dibahas para ahli
pendidikan?
3. Apa
sumber tugas perkembangan?
4. Bagaimana
hubungan antara elajar dengan gaya belajar?
1.2 Tujuan
Tujuan perkembangan
motivasi dan sikap sosial yaitu supaya dapat mengetahui tingkat afeksi
memodifikasi proses penyesuaian dan penghambat, serta perubahan presepsi dalam
factor-faktor motivasi.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Konsep-Konsep Perkembangan Sosioafektif
1. Menurut
Buhler bahwa karakteristik usia tua dipandang lebih banyak positifnya, kalau
sekarang belum tentu tergantung dari karakter masing-masing terhadap kuat
tidaknya perkmbangan sosioaffektif mempengaruhi pribadi tersebut.
2. Dalam
tahap perkembangan menurut Havinghurst usia 6-12 tahun sudah tidak kanak-kanak
lagi, karena banyak dijumpai dalam usia tersebut ada yang pacaran bahkan sampai
sudah hamil dan sebagainya.
3.
Menurut Houle nasa dewasa berisi eman
tahap yaitu permulaan masa dewasa, masa dewasa muda, setengah baya muda,
setengah baya tua, usia tua dan pikun.
Konsep-konsep
perkembangan sosioaffektif ini dipengaruhi motivasi dan affektif memodifikasi
dan dimodifikasi pribadi orang itu sendiri tergantung mau atau tidak. karena
kalau orang tidak mau menerima pendapat dari orang lain , bagaimana orang itu
akan berkembang.
B.
Perkembangan Sepanjang Tahap-Tahap Kehidupan
1. Peranan
soaial masa pertengahan asdolescen peranan orang tua sosioaffektif sangat besar
dampaknya.
2. Menurut
Kuhlerpengapdian diri umpamanya
reproduksi seks dan cara lainnya agar dirinyatidak mati, namun menurut saya
manusia mati itu sudah bdirencanakan Allah.
3. Orang-orang
yang berumur 50 tahun atau lebih harus bertahan sebagai pngangguran, namun
kenyataannya sekarang tidak begitu.
C.
Faktor-Faktor Perkembangan Sosioaffektif
1. Seorang
anak belum tentu menyerupai orang tuanya, misal seorang anak sukses tapi orang
tuanya tidak sukses, dan sebaliknya.
2. Peranaan
keluarga dalam memfungsikan sosioaffekif, sikap terhadap sekolah, belajar dan
bermasyarakat tentang presentasi sekolah yang berbeda-beda.
3. Pekerjaan
adalah aspek utama kehidupan ekonomi yang berinteraksi dengan sekolah atau
belajar seumur hidup, tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan masing-masing.
4. Dari
permulaan, anak-anak dilatih cara menjadi anak yang berbakti kepada orang
tuanya dan menjadi anak yang bisa membanggakan kedua orang tuanya.
D.
Persekolahan Dan Perkembangan Sosioaffektif
1. Sitem
keluarga perkembangan sosioaffektif melattih kepribadian seorang anak menjadi
baik, sedangkan sekolah yaitu mengatasi atau mencari jalan keluar untuk
mengatasi masalah.
2. Belajar
terus menerus akan menghambat menerima stereotype yang menyatakan belajar
formal terbatas hanya pada tahun-tahun sekolah.
Psikologi perkembangan
dijadikan dasar serta cara untuk menciptakan keberhasilan serta keunggulan
dalam proses pendidikan.
Dalam situasi dimana
tingkat adanya motivasi dan atau afeksi di bawah optimal, peningkatan motivasi
akan memajukan belajar, sebaliknya dimana tingkat adanya motivasi dan atau
afeksi di atas optimal, peningkatan motivasi menghambat belajar. Tingkat afeksi
memodifikasi suatu proses penyesuaian dan pengamatan, serta perubahan persepsi
dalam faktor-faktor motivasi. Dengan demikian untuk mengkonsepsikan seorang
individu sebagai jaringan timbal balik yang terorganisasi fungsi-fungsi
kejiwaan yang beroperasi satu sama lainnya dalam suatu cara yang sangat
komplek.
Beberapa alasan
pentingnya dimensi pembelajaran afektif. Pertama, mengetahui apa jenis
pembelajaran terdiri dari domain afektif membantu kita untuk memahami apa yang
domain afektif ini dan apa yang bukan. Kedua, ia menyediakan menu yang membantu
pendidik untuk memutuskan apa yang penting untuk mengajar. Dan ketiga, berbagai
jenis belajar afektif mungkin memerlukan berbagai metode intruksi untuk
mendorong pembangunan, dan ini adalah fokus utama dari teori pembelajaran.
Internalisasi adalah
konsep fundamental dalam memahami taknosomi karena, dari perspektif teoritis,
semakin nilai atau sikap di internalisasikan, semakin besar kemungkinan bahwa
nilai atau sikap yang mempengaruhi perilaku. Taksonomi ini terdiri dari lima
kategori utama yang mencerminkan konsep internalisasi yaitu menerima, merespon,
menilai, organisasi, dan karakterisasi oleh nilai atau kompleks nilai.
Taksonomi ini di kembangkan sebagian untuk membantu guru menulis tujuan afektif
untuk masing-masing dari lima kategori utama, dan untuk membantu mereka
merancang langkah-langkah afektif. Tujuan-tujuan ini bisa di tulis untuk
mencerminkan berbagai tingkat internalisasi, dan mereka bisa di bedakan dari
objektif kognitif karena mereka menekankan perasaan, emosi, atau tingkat
penerimaan atau penolakan terhadap fenomena tertentu.
Teori perkembangan Robert Havighurts membagi
perkembangan menjadi tiga fase yaitu:
·
Fase Bayi dan Awal anak-anak (0-6
tahun), anak-anak mulai bercakap, mulai beinteraksi dengan orang lain, belajar
bertolak ansur dan bertimbang rasa, sedia mendengar pandangan orang lain dan
boleh membedakan betul dan salah
·
Fase Pertengahan anak-anak (6-12 tahun)
menguasai beberapa kemahiran dalam permainan, kemahiran 3M, mula berkawan
dengan orang lain dan mampu memahami konsep hidup serta moral
·
Fase Awal Remaja dan Remaja (12-18
tahun), bentuk badan mulai berubah,
minat bergaul dengan lawan jenis, ingin kebebasan dan konsep baik dan buruk
semakin mantap.
Tugas perkembangan
adalah suatu tugas yang muncul pada periode tertentu dari kehidupan individu,
jika tugas tersebut dituntaskan maka akan membawa kebahagiaan dan kesuksesan
dalam menuntaskan tugas berikutnya. Sebagian perubahan-perubahan yang terjadi
merupakan bagian dari pertumbuhan dan perkembangannya
Seifert dan Haffnung membedakan tiga tipe (domain)
perkembangan yaitu:
§ Perkembangan
fisik mencakup pertumbuhan biologis. Misalnya, pertumbuhan otak, otot, tulang
serta penuaan dengan berkurangnya ketajaman pandangan mata dan berkurangnya
otot-otot.
§ Perkembangan
kognitif mencakup perubahan-perubahan dalam berpikir, kemampuan bahasa yang
terjadi melalui proses belajar.
§ Perkembangan
psikososial berkaitan dengan perubahan-perubahan emosi dan identitas pribadi
individu, yaitu bagaimana seseorang berhubungan dengan keluarga, teman-teman
dan guru-gurunya.
Menurut Santrok semua
aspek dalam perkembangan di pengaruhi oleh faktor genetik yaitu kecerdasan dan
Temperamen. Temperamen adalah gaya perilaku atau karakteristik dalam merespons
lingkngan. Menurut Thomas & Chess (1991) ada tiga dasar temperamen yaitu
yang mudah, yang sulit dan yang lambat untuk di bandingkan.
Erik H. Erikson
mengemukakan teori perkembangan afektif bahwa perkembangan manusia adalah
sintesis dari tugas-tugas perkembangan tugas-tugas sosial. Fase perkembangan
afektif menurut Erikon:
1. Kepercayaan
dasar
2. Otonomi
3. Inisiatif
4. Produktivitas
5. Identitas
6. Keakraban
7. Generasi
berikut
8. Integritas
Jean Piaget membagi perkembangan kognitif atas empat
fase:
1. Sensor
motorik
2. Pra
operasional
3. Operasional
konkret
4. Operasional
formal
Carol Gestwicki mengemukakan bahwa:
1. Dalam
perkembangan terdapat urutan yang di ramalkan
2. Perkembangan
pada suatu tahap merupakan landasan bagi perkembangan berikutnya
3. Dalam
perkembangan terdapat waktu-waktu yang optimal
4. Perkembngan
itu maju berkelanjutan dan semua aspek-aspeknya merupakan kesatuan yang saling
mempengaruhi
5. Setiap
individu berkembang sesuai dengan waktunya masing-masing
6. Perkembangan
berlangsung dari yang sederhana kepada yang kompleks, dari yang umum kepada
yang khusus
Terdapat 10 prinsip dasar pertumbuhan menurut
Sutterly Donnely, yaitu:
1. Pertumbuhan
adalah kompleks, semua aspeknya berhubungan sangat erat
2. Pertumbuhan
mencakup hal-hal kuantitatif dan kualitatif
3. Pertumbuhan
adalah proses yang berkesinambungan dan terjadi secara teratur
4. Paada
pertumbuhan dan perkembangan terdapat keteraturan arah
5. Tempo
pertumbuhan tiap anak tidak sama
6. Aspek-aspek
berbeda dari pertumbuhan, berkembang pada waktu dan kecepatan berbeda
7. Kecepatan
dan pola pertumbuhan dapat di modifikasikan oleh faktor intrinsik dan
ekstrinsik
8. Pada
pertumbuhan dan perkembangan terdapat masa-masa krisis
9. Pada
suatu organisme akan kecenderungan untuk mencapai potensi perkembangan yang
maksimum
10. Setiap
individu tumbuh dengan rasa percaya diri yang unik
Beberapa ide umum tentang pengalaman belajar:
1. Keterlibatan
dalam pengalaman belajar mempunyai pengaruh penting terhadap pembelajaran
2. Suasana
bebas dan penuh kepercayaan akan menunjang kehendak peserta didik untuk mau
melaksanakan tugas sekalipun mengandung risiko
3. Strategi
yang mendalam dapat di pergunakan namun pengaruh penting terhadap beberapa
aspek seperti usia, kematangan, kepercayaan dan penghargaan terhadap orang lain
4. Pada
umumnya pembelajaran berpengaruh kepada hal-hal khusus seperti menghargai orang
lain dan bersikap hati-hati kepada yang baru di kenal
5. Terdapat
banyak pengaruh yang dapat di pelajar melalui mpdel (orang tua dan gurunya)
sedang peserta didik berusaha menirunya
Gaya belajar adalah
kunci untuk mengembangkan kinerja dalam pekerjaan, sekolah dalam
situasi-situasi antara pribadi. Pada awal pengalaman belajar, langkah pertama
yang perlu dilakukan ialah mengenali modalitas kita masing-masing yaitu
bagaimana menerap informasi dengan mudah. Apakah modalitas kita visual, yaitu
belajar melalui apa yang dilihat, apakah auditorial yaitu belajar melalui apa
yang didengar, apakah kinestetik, yaitu melalui gerak dan sentuhan.
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Konsep-konsep
perkembangan sosioaffektif ini dipengaruhi motivasi dan affektif memodifikasi
dan dimodifikasi pribadi orang itu sendiri tergantung mau atau tidak. karena
kalau orang tidak mau menerima pendapat dari orang lain , bagaimana orang itu
akan berkembang. Dalam situasi dimana tingkat adanya motivasi dan atau afeksi di
bawah optimal, peningkatan motivasi akan memajukan belajar, sebaliknya dimana
tingkat adanya motivasi dan atau afeksi di atas optimal, peningkatan motivasi
menghambat belajar. Tingkat afeksi memodifikasi suatu proses penyesuaian dan
pengamatan, serta perubahan persepsi dalam faktor-faktor motivasi. Dengan
demikian untuk mengkonsepsikan seorang individu sebagai jaringan timbal balik
yang terorganisasi fungsi-fungsi kejiwaan yang beroperasi satu sama lainnya
dalam suatu cara yang sangat komplek. Tugas perkembangan adalah suatu tugas
yang muncul pada periode tertentu dari kehidupan individu, jika tugas tersebut
dituntaskan maka akan membawa kebahagiaan dan kesuksesan dalam menuntaskan
tugas berikutnya. Gaya belajar adalah kunci untuk mengembangkan kinerja dalam
pekerjaan, sekolah dalam situasi-situasi antara pribadi. Pada awal pengalaman
belajar, langkah pertama yang perlu dilakukan ialah mengenali modalitas kita
masing-masing yaitu bagaimana menerap informasi dengan mudah. Apakah modalitas
kita visual, yaitu belajar melalui apa yang dilihat, apakah auditorial yaitu
belajar melalui apa yang didengar, apakah kinestetik, yaitu melalui gerak dan
sentuhan.
3.2
Saran
1. Usia
tua belum tentu tergantung karakter orang terhadap kuat tidaknya perkembangan
sosioaffektif mempengaruhi pribadi tersebut.
2. Dalam
membagi tahap masa dewasa tidak usah memakai tahap cukup tua dan muda.
3. Di
Indonesia banyak sekali orang yang berumur 50 tahun masih bekerja untuk
keperluan hidupnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Dr. Nurhalim
Khonsum, 2011, Pendidikan Seumur Hidup, Semarang: Unnes Press
0 komentar:
Posting Komentar